17 tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenalmu. Meskipun perjumpaan kami terkesan sangat kilat, namun justru disitulah Allah menyelamatkan kami dari segala perbuatan maksiat.
Terlalu lama bertatap sembari bercengkerama bagiku itu bisa menumbuhkan percikan dosa-dosa kecil. Dan Allah pertemukan kami dengan menyegerakan halal untuk bersanding.
Meskipun perjalanan kami tak semulus jalan tol, namun kami mampu melewati gundukan, kelokan yang kadang memaksa kami untuk selalu mengingatkan ikrar suci yang pernah kami ucap dengan saksi para malaikat.
Waktu tak mungkin kembali. Kini engkau telah jauh pergi, tinggalkan aku dan buah cinta kami. Tak mudah menggapai asa yang masih membuncah sementara aku harus terus merangkak menguatkan langkah seorang diri.
Peluh, air mata, perih, penat, semua berbaur dengan senyum tipis yang sengaja kupaksakan demi menutupi luka. Aku kehilanganmu, tak mungkin kugapai kembali.
Namun aku sadar, aku tak mungkin mematung mengenang semua memoar tentang kita. Langkah tak mungkin terhenti, meski kadang terseok. Aku kehilangan separoh jiwaku.
Perjalanan masih panjang...
Setahun, dua tahun, bahkan berpuluh tahun lagi harus kutempuh bersama remukan hati yang harus kurakit.
Tidak ada alasan untuk menyerah karena Allah telah memilihku menempuh jalan ini. Mengapa harus takut, mengapa harus ragu. Sementara Dia sangat yakin aku mampu. Hanya Dia yang akan kekal membersamai langkahku. Hanya Dia yang tidak pernah meninggalkanku, meski terkadang aku merasa sendiri.
Cukup yakinkan hati bahwa takdir Allah tidak pernah keliru. Terus belajar ikhlas dan ridlo dengan segala ketetapan-Nya.
Dalam hening malam, 11072022
0 Komentar