Hal yang paling sulit
bagi penulis pemula adalah saat memulai. Ini pernah saya alami. Saat ide sudah
nangkring di kepala ternyata untuk menuangkan dalam sebuah tulisan tidak
semudah membalik telapak tangan. Bahkan untuk sekedar memulai kata pertama saja
susahnya minta ampun. Namun lambat laun bisa terkikis dengan sendirinya. Apa
itu kuncinya?
Tuliskan hal-hal yang
paling sederhana, yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ibarat
menuangkan aksara dalam buku diary. Biarlah kalimat itu keluar secara natural
tanpa memperhatikan KBBI. Ini hanya sebagai pemantik agar rangkaian kata mengalir
dengan sendirinya.
Lalu seperti apa yang
harus ditulis? Pertanyaan itu pun pernah hinggap menggelayut di sekat-sekat
rongga kepala. Menulis memang tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa hanya
sekedar ingin bisa menulis. Pada dasarnya hal yang menguatkan ghirah hanyalah
obsesi diri, kemauan untuk bisa menulis, dan semangat untuk terus berusaha agar
bisa menulis.
Jadi sebanyak apapun buku
yang dibeli, seluas apapun komunitas yang diikuti jika tidak ada kemauan dari
dalam diri, tetap hanya akan jalan di tempat saja. Percuma ya. Maka mulailah
dengan menguatkan keyakinan dan semangat bahwa saya pasti bisa.
Tak perlu muluk-muluk untuk ingin segera
lihai menulis, yang diperlukan saat ini adalah eksyen alias bertindak. Namun
bukan berarti tidak boleh memiliki impian dan harapan. Tetaplah bermimpi sambil
terus menggali potensi yang dimiliki.
Tulislah
apa yang diketahui minimal sampai satu paragraf sehingga menjadi rangkaian
kalimat yang bisa dinikmati. Bisa dimulai dengan menceritakan siapa dirimu, apa
aktivitasmu, bagaimana keluargamu, dan sebagainya. Dari rangkaian beberapa
kalimat barulah diedit, bagian mana yang kurang tepat penulisannya. Begitu
seterusnya. Selamat mencoba.
0 Komentar