Tidak bisa dipungkiri, cepat atau
lambat masa pensiun itu pasti akan tiba. Tentunya butuh persiapan untuk
menghadapi masa itu, mengingat ritme aktivitas keseharian akan berbeda dari
saat seseorang masih aktif bekerja dengan setelah pensiun. Harapannya, saat
masa itu datang aura bahagia tetap terpancar bahkan lebih bersinar karena
merasa telah berhasil menjalani masa kerja selama berpuluh-puluh tahun dengan
berbagai dinamikanya.
Tidak jadi persoalan jika yang
bersangkutan sudah siap untuk menghadapinya. Namun akan menjadi masalah
tersendiri, manakala persiapan itu belum ada sama sekali. Mereka yang tidak
siap menghadapi masa pensiun, hatinya diliputi kekecewaan, merasa diperlakukan
tidak adil, bahkan berbagai persepsi negatif cenderung menghinggapi dirinya.
Hal seperti inilah yang kadang membuat seorang pensiunan dapat tertekan, hingga
mengganggu kesehatan bahkan kehidupan keluarganya.
Lalu, bagaimana menikmati masa
pensiun yang bahagia?
Kata kuncinya terletak pada
ikhlas menjalani kehidupan. Sebetulnya, kondisi ini perlu dipersiapkan bukan
saat mendekati masa pensiun tetapi justru ditanamkan sejak masih aktif bekerja.
Pertama, jaga kesehatan. Menjaga kesehatan saat masih aktif bekerja
merupakan investasi jangka panjang.
Selain bisa maksimal dalam bekerja, saat menghadapi masa purna tugas
akan terasa lebih siap karena kondisi fisik yang masih prima. Melakukan
aktivitas yang lain pun terasa bersemangat.
Kedua, memperbaiki pola pikir. Berpikir positif atau positive thinking akan membawa dampak
yang baik bagi organ tubuh. Dengan positive
thinking, pikiran lebih rileks, jasmani dan rohani lebih sehat, dan lebih
bersemangat menjalani hidup.
Ketiga, faktor keuangan. Tak bisa dipungkiri bahwa hidup butuh
biaya meskipun uang bukan segalanya. Menjalani hidup dengan kesederhanaan dan
sebisa mungkin terbebas dari lilitan utang, menjadikan hidup lebih terasa
ringan tanpa beban.
Keempat, dekat dengan keluarga. Menjadikan masa purna tugas untuk
lebih dekat dengan keluarga. Seperti mengganti waktu yang dulu sering
terlewatkan bersama keluarga meskipun waktu tidak mungkin kembali lagi.
Kesempatan untuk kembali dekat dengan keluarga menjadi momen terindah yang perlu
disyukuri.
Kelima, jalin silaturahmi. Kesempatan bertemu dan menjalin
silaturahmi dengan sanak keluarga, sahabat, dan teman dekat terasa lebih
leluasa. Memanfaatkan momen ini dengan
sebaik-baiknya akan memperluas rezeki dan memanjangkan usia.
Keenam, lebih banyak membaca. Memanfaatkan waktu luang dengan
membaca ibarat rekreasi tanpa harus bepergian. Selain menambah
pengetahuan, aktivitas ini bisa
dilakukan sebagai pengganti jalan-jalan yang akan memerlukan banyak energi.
Ketujuh, ibadah lebih intens. Kedekatan
dengan Sang Maha Pemberi Hidup, kekhusyukan saat beribadah akan mendominasi
hari-hari saat memasuki masa purna tugas. Tak ada lagi beban kerja apalagi
target-target jelang akhir tahun. Semua waktu bisa dimanfaatkan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Illahi Rabbi.
Kedelapan, aktif dalam kegiatan sosial
dan keagamaan. Meskipun sudah memasuki masa purna tugas namun tidak menjadikan
aktivitas sosial dan keagamaan terhenti. Bahkan kegiatan ini bisa dijadikan
sebagai wadah untuk terus memberikan nilai kemanfaatan diri kepada masyarakat.
0 Komentar